Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Perubahan paradigma pendidikan di sekolah dari pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher centre learning) ke arah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre learning) dapat dilihat dari banyaknya metode/model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif pilihan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Salah satu alternatif itu adalah model pembelajaran berdasarkan masalah atau dikenal dengan PBI (Problem Based Instructions), dalam beberapa referensi sering juga disebut PBL (Problem Based Learning).
Pembelajaran berdasarkan masalah artinya pembelajaran didasarkan pada masalah sehari-hari dan dalam pembelajaran siswa diajak untuk memecahkannya. Melalui pembelajaran semacam itu siswa akan merasa ditantang untuk mengajukan gagasan. Biasanya akan muncul berbagai gagasan dan siswa akan saling memberikan alasan dari gagasan yang diajukan. Dalam proses pembahasan, gagasan itu akan terjadi interaksi dan pemaduan gagasan yang pada akhirnya mengarah pada saling melengkapi. Siswa biasanya sangat senang karena merasa mampu memecahkan masalah yang diberikan (Yayan Iryana, 2006).
Senada dengan hal tersebut, Zulharman (2007), mengemukakan bahwa Problem Based Instruction adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan pembelajaran berdasarkan masalah.
Belajar berdasarkan masalah diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan sekitar dengan demikian Problem Based Instruction (PBI) adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu, sebelum siswa mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para siswa menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut (Anonim, 2004).
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Adapun langkah-langkah (sintaks) pembelajaran berdasarkan masalah menurut Ibrahim dan Noor, (2000) adalah:
Aktifita guru :
Tahap -1
Orientasi siswa kepada masalah: Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih
Tahap -2
Mengorganisasi siswa untuk belajar: Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.).
Tahap -3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok: Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah
Tahap -4
Mengebangkan dan menyajikan hasil karya:Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
Tahap -5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah (PBI) telah memerikan model pengajaran ini memiliki karakteristik sebagaimana yang dikemukakan oleh (Ibrahim dan Nur, 2000) sebagai berikut :
1.Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukansituasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
2.Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun PBI mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3.Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.
4.Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa laporan, model fisik, video ataupun program komputer.
2.Kerja sama
Seperti hanya model pembelajaran kooperatif, Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah utamanya dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, menjasi siswa yang otonom dan mandiri (Ibrahim dan Noor, 2000).
Setiap metode/model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan demikian pula dengan pembelajaran berdasarkan masalah. oleh karena itu penggunaannya hendakya disesuaikan, semua sangat tergantung dari kondisi dan kebutuhan sekolah masing-masing. Olehnya itu untuk menyederhanakan pelaksanaannya guru sebaiknya memilih topik atau pokok bahasan dari mata pelajaran yang akan diajarkan berdasarkan suatu hasil analisis kesesuaian dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah.
Menurut Anonim (2006), kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran berdasarkan masalah adalah :
Kelebihan :
1.Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2.Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3.Siswa dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber.
Kekurangan :
1.Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2.Membutuhkan banyak waktu dan pendanaan.
3.Tidak semua materi pada mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini